Selasa, 29 Desember 2015

MOBILITAS, INTERAKTIVITAS DAN IDENTITAS

Konvergensi
Konvergensi merupakan pergeseran paradigma - pindah dari konten media-spesifik untuk konten yang mengalir di beberapa saluran media, ke arah peningkatan saling ketergantungan sistem komunikasi, menuju beberapa cara untuk mengakses konten media, dan terhadap hubungan yang lebih kompleks antara top-down media korporasi dan budaya partisipatif bottom-up.
Konvergensi, dalam pengertian ini, adalah tentang 'multi-Platforming', di mana teks media dan penonton mungkin mulai bergerak hampir mulus di platform yang berbeda seperti televisi, secara online on-demand radio, podcast, user-generated content, video digital, dan segera. Salah satu hal yang menarik terutama dengan 'nomaden' atau komunikasi 'mobile' adalah bahwa konsep itu sendiri telah karena itu menjadi
Mengingat bahwa beberapa teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pengguna dan konsumen dapat mengakses layanan yang sama (web, bahkan televisi dan radio) melalui ponsel, perangkat nirkabel, sementara yang lain dapat mengakses ini melalui (dalam praktek) terminal desktop yang fixed-point di rumah atau tempat kerja, atau bahkan televisi kuno berurusan dengan sinyal televisi digital.


Komunikasi Nomadic
jaringan dan layanan yang sebelumnya dianggap sebagai 'statis' sekarang menjadi semakin diakses pada bergerak, di mana kita dapat mempelajari lebih lanjut tentang kemungkinan komunikasi 'nomaden' dalam budaya digital. Selanjutnya, media 'mobile' tidak selalu sesuatu yang berbeda dari 'fixed-point' media digital; semakin, perangkat mobile digital - ponsel, ponsel kamera, iPod dan sejenisnya - telah techno-budaya didefinisikan sebagai simbiosis dengan komputer konsumen hub 'personal (PC) atau laptop melalui perpustakaan konten digital diarsipkan / didukung-up, dan melalui mana gambar dan video yang diambil di-upload ke web untuk dibagikan melalui situs jejaring sosial. Sekali lagi, ada tepi yang sangat kabur sekitar 'ponsel' atau 'nomaden' di sini, karena banyak teknologi ini panggilan untuk, atau menghasut, dengan 'rumah membawa' dari porting, data digital portabel ke pusat - mungkin tetap - PC, dikonseptualisasikan sebagai 'penyimpanan' ruang atau arsip untuk file. Dengan demikian, media mobile digital perlu dilihat sebagai didefinisikan dalam interaksi dan hubungan timbal balik dengan kurang TIK diri jelas portabel. Bagaimana, kemudian, memiliki perangkat komunikasi digital mulai bergeser pengalaman kami dan menggunakan media terhadap nomaden.
Tiga perubahan signifikan:
1.      Menjauh dari konseptualisasi media yang 'mobile' sebagai sesuatu milik 'publik' ketimbang ruang 'pribadi' ('nomaden' komunikasi sekarang dapat menemukan mobilitas mereka dalam ruang domestik ketimbang di luar itu, atau bertentangan dengan 'rumah' wilayah) ;
2.      Volume media 'konten' bahwa perangkat mobile seperti MP3 atau MP4 player sekarang dapat secara rutin menangani permintaan, dan hasil yang berkaitan dengan faktor ini;
3.      Kemungkinan ekspresi diri dan artikulasi identitas diri yang ditawarkan oleh 'nomaden' media digital.

Seperti banyak media 'baru' sebelumnya, perangkat digital mobile (misalnya ponsel kamera) sebagian telah ditafsirkan sebagai sistem lama menantang kekuasaan dan peraturan, maka memungkinkan subkultur pemuda untuk terlibat dalam kegiatan dianggap sebagai ancaman terhadap tatanan sosial. Meskipun mungkin tidak dengan cara apapun yang mungkin untuk membangun sebuah 'neraca' dari perkembangan budaya, pro dan kontra, di daerah ini, itu tetap penting untuk tidak jatuh ke dalam perayaan budaya prematur atau kutukan. Budaya digital tidak pernah hanya 'satu hal' yang dapat monolithically dinilai sebagai 'baik' atau seri 'buruk' dari praktek, dan juga bergerak cepat dan fleksibel. Misalnya, ada kesempatan yang adil bahwa pada saat diskusi ini mungkin sudah sebagian telah digantikan oleh media yang lebih perkembangannya dengan  teknologi. Mungkin budaya digital meluas 'usang direncanakan' dan konsep konstan 'upgrade' ke dalam pola kebiasaan konsumsi dan konseptualisasi diri, bahkan di dunia akademis.

Di mana, apa dan siapa komunikasi mobile digital
Media 'mobile' telah memikirkan dengan cara tertentu sebagai perangkat yang menawarkan mobilitas luar rumah, daripada membentuk bagian dari media dalam negeri set-up. Memang, dalam pengertian ini, media 'mobile' dapat dikatakan tentang mengambil rasa rumah (ly) ke dunia budaya.

PARTISIPATIF BUDAYA: MOBILITAS, INTERAKTIVITAS dan IDENTITAS
Disini konsumen mengenakan headphone atau earphone dengan mengambil konten audiovisual akrab dengan mereka, pengguna bisa dibilang bisa mundur, dalam ruang publik, dalam sendiri (semi-) alam pribadi mereka akrab konsumsi media. Multi-modal, konsumsi multimedia adalah, dalam gaya akun, dibebaskan dari medan yang lebih biasa dalam negeri: 'konsumsi media-diperkaya internet tidak lagi tetap di lingkungan rumah tangga media penuhi dan menyerap kehidupan sehari-hari dan banyak dari kita yang semakin bias banyak mengerjakan tuugas.  Namun, perpanjangan ini 'pribadi' ke ruang publik tidak selalu dipandang negatif.
Meningkatnya perangkat portable yang menyerap perhatian orang, di ruang publik dapat menciptakan kesan populasi mundur  dengan penyebaran jaringan nirkabel murah, perangkat ini tumbuh lebih banyak fitur sosial yang mendorong berbagi dan berkomunikasi antara orang, membawa mereka bersama-sama bukannya membuat mereka terpisah.

Dalam konteks ini adalah kemungkinan bahwa yang disebut 'nomaden' komunikasi digital sebenarnya sekarang telah bergerak di luar 'privatisasi mobile' dan mundur nya; 'mobilisasi pribadi', dimana ruang 'publik' dibawa - dengan mobilitas jaringan nirkabel - ke dalam rumah. Dengan kata lain, daripada 'rumah' yang merupakan titik tetap atau 'dasar' yang dibatasi dan dipisahkan dari dunia budaya, ruang domestik diaktifkan dengan wi-fi broadband kini semakin tidak hanya diliputi oleh beberapa arus media dan jaringan sosial ; mereka juga ditargetkan sebagai ruang konsumen untuk berbagai teknologi nirkabel. Teknologi 'Mobile karenanya bisa dibilang sama hadir di dalam rumah dan di sini, 'mobilitas' atau 'nomadisme' mungkin akan bisa bergerak dari kamar ke kamar dengan wi-fi laptop jaringan atau pemutar musik, serta penghuni yang berbeda dari ruang domestik memiliki ponsel mereka untuk tangan. Asumsi bahwa 'komunikasi mobile = mobilitas di ruang publik'. Mobilitas juga dapat berarti mobilitas perangkat ICT dan jalur akses jaringan di sekitar rumah, sehingga mendekonstruksi oposisi tua-sekolah antara / kabel teknologi 'tetap' media domestik - televisi di perapian rumah tangga - dan 'mobile' perangkat pribadi yang lintas lebih ke ruang publik. 'Private' konsumsi media dan teknologi komunikasi itu sendiri semakin unanchored dari ruang tetap di dalam rumah, mampu menjadi 'porting' atau dibawa dari ruang tamu untuk belajar ke kamar tidur. Ini mungkin tampak seperti versi relatif sepele dan mikro-tingkat mobilitas, tidak layak dari label komunikasi 'nomaden'. 


REFERENSI :

  • Digital Cultures, understanding new media. Edited by, Glen Creeber and Royston Martin. 
  • Mobilitas, Interaktivitas, dan Identitas : Creeber, Glen. , Martin, Roys,(2009). Participatory culture: mobility, interactivity and identity. 
JOURNAL :

Kamis, 08 Oktober 2015

Konvergensi

KONVERGENSI MEDIA 

Kata “konvergensi” sering digunakan untuk merujuk ke berbagai proses yang berbeda, sehingga terkadang menimbulkan kebingungan. Konvergensi media adalah penggabungan atau menyatunya saluran-saluran keluar (outlet) komunikasi massa, seperti media cetak, radio, televisi, Internet, bersama dengan teknologi-teknologi portabel dan interaktifnya, melalui berbagai platform presentasi digital. 
Dalam perumusan yang lebih sederhana, konvergensi media adalah bergabungnya atau terkombinasinya berbagai jenis media, yang sebelumnya dianggap terpisah dan berbeda (misalnya, komputer, televisi, radio, dan suratkabar), ke dalam sebuah media tunggal. 
Gerakan konvergensi media tumbuh berkat adanya kemajuan teknologi akhir-akhir ini, khususnya dari munculnya Internet dan digitisasi informasi. Konvergensi media ini menyatukan ”tiga-C” (computing, communication, dan content).
Jika dijabarkan di level perusahaan, maka konvergensi ini menyatukan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang informasi (komputer), jejaring telekomunikasi, dan penyedia konten (penerbit buku, suratkabar, majalah, stasiun TV, radio, musik, film, dan hiburan).

COMPUTER MEDIATED COMMUNICATION (CMC)

Computer-Mediated Communication (CMC) adalah jenis-jenis program aplikasi yang digunakan untuk melakukan komunikasi antara dua orang atau lebih untuk berinteraksi melalui komputer yang berbeda dan berada di tempat yang berbeda pula. Intinya adalah bagaimana dua orang atau lebih dapat berkomunikasi satu dengan lainnya dengan menggunakan alat pendukung komputer melalui program aplikasi yang ada pada komputer tersebut.

Penelitian telah berasumsi bahwa CMC tidaklah netral; CMC dapat menyebabkan bermacam perubahan dalam bagaimana manusia dapat berkomunikasi satu sama lain, dan juga mempengaruhi pola komunikasi serta jaringan sosial mereka (misalnya, Fulk & Collins-Jarvis, 2001). Dengan kata lain, teori CMC ini mengarahkan pada efek sosial. Rice & Gattiker (2001) menyatakan bahwa CMC berbeda dari komunikasi tatap muka langsung. CMC membatasi pada level sinkronisasi dari interaksi, yang memungkinkan terjadinya reduksi di dalam interaksi. Lebih jauh lagi, CMC dapat mengatasi penjajahan atas jarak dan waktu[2].

Konsep penting  yang ada dalam teori ini adalah presence, menggambarkan bagaimana kondisi psikologis di mana obyek virtual yang dibentuk oleh komputer diperlakukan seperti obyek nyata. Selain itu juga ada konsep social presence, yaitu kondisi di mana aktor sosial mendapatkan pengalaman sesuai dengan isyarat atau lambang-lambang sosial yang terdapat dalam berbagai media komunikasi[3].

Sherry Turkle, seorang ahli psikologi menjelaskan, kekuatan komputer untuk memberikan efek ini tidak datang dari faktor eksternal saja, melainkan juga dari apa yang dipelajari dan didapat oleh pengguna saat berinteraksi dengan komputer. Kecanduan akan muncul ketika pengguna merasa mampu menjelajah dunia melalui komputer, mampu mencapai ilusi kedekatan dan ketertarikan dengan komputer secara intim, mampu mengekspresikan diri dengan caranya sendiri serta mampu mendapatkan pembenaran atau justifikasi terhadap dirinya.


KOMUNIKASI MOBILE DIGITAL 

Teknologi komunikasi mobile adalah teknologi komunikasi yang bergerak, artinya teknologi yang sudah tidak menggunakan penghubung kabel (nirkabel) lagi dalam penggunaan teknologi tersebut. Tekonologi komunikasi mobile dapat dikatakan jaringan tanpa kabel yang penggunaannya menggunakan penghubung sinyal. Teknologi komunikasi mobile ini adalah perkembangan dari teknologi komunikasi nirkabel sendiri yang semakin mengembangkan diri, di era kebutuhan orang yang ingin terus berkomunikasi dengan siapa saja dan kapan saja ini. Perangkat komunikasi mobile ini hanya bisa digunakan pada handphone dan sejenisnya. Dan pada saat ini komunikasi mobile adalah salah satu yang digemari oleh seluruh masyarakat dan sudah merupakan kebutuhan dari setiap manusia yang ingin terus berkomunikasi sebagai makhluk sosial.


Jumat, 19 Juni 2015

UPACARA KEMATIAN

UPACARA KEMATIAN DI MINANGKABAU
      Upacara kematian di dalam adat Minangkabau adalah suatu persembahan terakhir kepada orang yang meninggal. Upacara kematian tidak hanya menjadi adat di dalam adat Minangkabau melainkan juga kewajiban bagi seluruh umat Muslim di dunia.
Upacara kematian dapat dibedakan sebagai berikut:
a.                   Memandikan jenazah
Memandikan jenazah adalah kegiatan yang melambangkan agar jenazah bersih dari segala hadas, kotoran, dan dosa-dosa yang dilakukan semasa jenazah hidup.
b.                  Menyolatkan jenazah
Adalah persembahan shalat terakhir bagi jenazah yang dilakukan secara berjamaah. Shalat terakhir ini ditujukan kepada jenazah sebagai wujud kegiatan keagamaan terakhir bagi jenazah.
c.                   Mengantarkan jenazah ke liang lahat
Ritual ini sama halnya dengan memakamkan jenazah ke dalam liang lahat, dan disaksikan oleh orang-orang yang mengantarkannya. Ritual ini juga ditujukan kepada orang-orang yang menyaksikan prosesi memakamkan jenazah agar yang menyaksikan selalu mengingat kematian.
d.                  Ta’ziah
Pergi melayat (ta’ziah) ke rumah orang yang meninggal merupakan adat bagi orang Minangkabau. Tidak hanya karena dianjurkan ajaran Islam, tapi juga karena hubungan kemasyarakatan yang sangat akrab membuat mereka malu bila tidak datang melayat.
e.                   Peringatan
Selanjutnya ada pula acara peringatan, seperti peringatan tujuh hati (manujuah hari), peringatan duo puluah satu hari, peringatan hari ke-40, lalu peringatan pada hari yang ke-100 (manyaratuih hari)
Slogan ‘adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah’, adat bersandar syara’, syara’ bersandar kitabullah (Al-Quran), selalu menjadi pegangan jika kita berbicara mengenai adat dan agama pada masyarakat Minang. Adat dan agama seakan tidak dapat terpisahkan bagi sebagian besar masyarakat Minang, karena keseharian perilaku yang dilakukan oleh masyarakat Minang pada umumnya sangat berkaitan dengan agama Islam pula.
Menurut Durkheim, agama merupakan suatu keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian (atau komponen-komponen), yaitu sistem mitos, dogma, ritus, dan seremoni]. Selanjutnya Durkheim juga menambahkan bahwa agama merupakan institusi yang menjaga integrasi dan solidaritas sosial, melalui collective counciousness, kesadaran kolektif, yang juga merupakan wujud dari religious effervescence, ritual agama yang sengaja diciptakan agar menciptakan kebersamaan bagi tiap anggotanya.
Dengan menggunakan konsep religious effervescence yang dikemukakan oleh Durkheim, terlihat bahwa masyarakat Minang menciptakan ritual upacara kepada seseorang yang telah meninggal dunia. Ritual upacara bagi orang yang telah meninggal dunia merupakan wujud persembahan orang-orang yang sedang hidup kepada orang yang telah meninggal dunia. Prosesi upacara kematian dapat terlihat dari beberapa contoh yang telah dipaparkan di atas. Selanjutnya, dengan adanya ritual yang sengaja diciptakan tersebut, upacara kematian, maka muncul collective counciousness, kesadaran kolektif, kepada setiap masyarakat yang ada di sekelilingnya.
Collective counciousness dalam prosesi upacara kematian dapat terlihat ketika pertama kali mayat dimandikan. lalu kesadaran kolektif tersebut semakin terlihat ketika memasuki prosesi dishalatkannya jenazah, menggotong jenazah hingga menguburkannya, menyaksikan penguburan jenazah, ta’ziah, serta peringatan yang diulang di hari ke 40, hari ke 100.



UPACARA KEMATIAN DI YOGYAKARTA

Untuk kraton Yogyakarta menutut tradisi mataram : kematian tidak dtangisi, dan imogiri
Bukan merupakan makam namun dinamakan atau suwargi orang jawa menyebutya penghuni surga. Upacara pelepasan jenazah maksudnya memperingati kepergian yang akbar seperti dalam upacara pengatin. Dalam masayrakat jawa yang namanya lahir, pegat dan mati merupakan sesuatu yang sacral, maka selalu diperingati dengan seindah-indahnya. Khusus acara kematian di dalam kraton berlaku 5 jenis gatra ritual yaitu :
1.      Tata cara majapahit atau pra-islam
2.      Tata cara demak pajang
3.      Tata cara perwalian atau wali Allah di jawa
4.      Tata cara kalang sepuh
5.      Tata cara mataram selingkar keturunannya.
Tata cara majapahit menyangkut sesaji yang ditujukan pada orang yang sakit sampai merawat jenazah sebelum dikubur. Hanya pada tata cara perawatan jenazah diberi balsem dan ditunggu samapi 100 atau 1000 hari. Jiak utuh dan awet, mayat itu dibusanani dengan busana kerajaan. Namun jika rusak, maka jenazah itu dikafani. Uborampe atau sesaji orang yang sakit sampai perawatan jenazah manganut upacara kuno dengan memanggil dukun , pini sepuh dan ulam untuk tahlilan sebelum dibacakan matra-mantra.
Tata cara demak atau pajang menurut tata cara dipini dalam melakukan perwatan jenazah dengan tata cara keislaman mulai dari mensholatkan samapi penguburan jenazah di lingkungan kerajaan islam di jawa.
Tata cara perwalian atau wali allah berbeda dengan tata cara di saat sunan giri, sunan, bonang, sunan kudus, dan sunan kalijaga. Di masa ini mengguanakan tata cara rakit dalam model tarekat syah abdul kadir, jailani, Nasabariyah, Nasabandiyah dan Safi’iyah.Sunan kalijaga tidak mengenal tahlilan akan tetapi disebut ageman yaitu dikuburan jenazah atau pesan-pesan almarhum digubah.
Tata cara mataram adalah membentuk peubahan baru dan tradisi kuno Pra-Islam dalam aroma kultur jawa. pembusanaan jenazah raja dan putra dengan busana kebesaran.
Dalam tata cara mataram upacara perawatan jenazah dipimpin oleh raja atau pangeran tertua atas nama raja. Juga uborampenya menyesuaikan bentuk yang ada. Di dalam pranata jiwa kalau si sakit cukup lama atau tidak ada harapan untuk sembuh si sakit dibawa ke imogiri diruang pajimatan yang kemungkinan akan meninggal. Orang yang merawat adalah ulama atas nama raja. Selama raja berkuasa tidak boleh mengunjungi ke imogiri.
Pelaksanaan upacara kematian ini terdapat berbagai perlengkapan kegiatan yang dalam garis besarnya :
1.      Perawatan jenazah (uborampe panguptining layon)
2.      Pemakaman jenazah (uborampe panguburing layon)
Perawatan jenazah dimulai semenjak seseorang benar-benar meninggal dunia. Kerabat dan orang lain yang kebetulan menyaksikan saat meninggalnya segera mengatur posisi tubuh mayat, (menyilangkan tangan jenazah ke dadah, tangan kanan diletakkan diatas tangan kiri, kelopak mata dirapatkan, dagu ditekan agar mulut terkatup, kedua kaki diluruskan sejajar serta dihadapkan ke arah kiblat. Dibujurkan ke utara (mujur ngalor) menyerong ke barat sedikit (ngulon sithik) ditutup rapat (diluruskan dengan kaki (jarik), serta dipasang sebuah pelita dan tempat pembakaran kemenyan dekat pembaringan hal ini dilakukan agar tidak terlanjur kaku. Saatnya untuk dimandikan , anak saudara menunggu agar tidak ada ganguan sementara itu kegiatan lainnya mulai dilaksanakan, misalnya menyebar berita duka, penggalian kubur, perlengkapan memandikan jenazah dan lain-lainnya. Mengenai lokasi penggalian tergantung pada saat meninggalnya sedang mengenai lokasi penggalian liang lahat biasanya tidak disebelah atas (utara/ makam yang lebih tua atau leluhur. Bila pantangan in dilanggar akan menimbulkan hal-hal yang kurang baik terutama si roh mati.
Uborampe yang berhubungan dengan upacara misalnya bangsal sri manganti digunakan untuk membaringkan jenazah dan didekatnya dihidupkan alatar, blencong, air kembang seramah, hiding-hidangan yang merupakan kombinasi dari sumber-sumber khasanah flora dan fauna jawa yang berbentuk bahan pajangan dan bahan pangan.
Selama disemayamkan dibunyikan gending mutur yaitu gending-gending yang mengambarakan tangisan hati dan menggunakan gamelan menggang.
1.      Upacara memadikan jenazah
Bagi golongan bangsawan , tradisi mengenai perawatan jenazah mulai dari meninggal, memandikan, membungkus, menyembahyangkan hingga pemakamannya mempunyai kekhususan tersendiri. Antara jenazah seoarang raja dalam menyemanyakan dengan jenazah putra mahkota, permaisuri, permasuri putera raja, selir-selir dan pelara-pelara. Untuk raja disemanyamkan di bangsal prabasuyata sebelum dimandikan. Perbedaan perawatan dengan selain raja adalah :
Apabila yang meninggal seseoarang permaisuri atau putra mahkota, maka upacara memandikan dari menghias jenazah dilakukan di tratan (serambi) prabasuyata, sesudah selesai jenazah disemayamkan di bangsal seperti halnya seorang raja. Sedangkan untuk para selir ( pelara-pelara) dan putera yang belum kawin, upacara siraman dan mbu sanani dilakukan di bangsal pengapit, lanjutnya jenazah disemayamkan dibangsal manis hingga pada saat pemberakatan pemakamannya. Bagi seseorang yang meninggal sebelum kawin ada syarat tamabahan yang harus dilengkapi yaitu batang pohon pisang dan gagar mayang yang dibuang di peremapatan jalan.

Bila seseorang raja mangkat (surut dalem) karena usia lanjut bukan karena penyakit, jenazah dipangku oleh anak dan cucu laki-laki, bila yang mangkat permaisuri, maka anak dan cucu puterilah yang memangku.
Tempat untuk menyirami bisanya ditutupi dengan kain putih sekelilingnya atau kain biasa yang baik, sedang penutup bagian atas digunakan kampuh atau kain panjang. Bila yang meninggal seorang raja maka upacara nitaman dipimpin putera tertua yang hendak menggantiakan kedudukannya. Perlengkapan sirangan ini meliputi :
1.      Air tawar (air sumur bersih) ditempatkan dalam tempayan
2.      Air landha merang untuk keramas (cuci rambut)
3.      Air asam (air tawar dicampur asam lumat) juga untuk keramas.
4.      Air asin (air tawar campur garam)
5.      Air wangi (air tawar dicampur wewangian atau minyak cendana)
6.      Merang (tangkai padi kering yang telah diptong-potng) untuk membersihakn kuku.
7.      Kain putih untuk penutup.1
Agar benar-benar bersih tubuh jenazah boleh dimiringkan kekanan atau kekiri. Menjelang selesai siraman, jenazah didudukan untuk disiram tiga kali dari arah kepala.
2.      Upacara membungkus jenazah
Setelah jenazah dimandikan dengan sempurna kemudian diangkat ketempat yang telah ditentukan dan disitulah jenazah pada hakekatnya sama dengan rakyat biasa, hanya saja bahan-bahan yang digunakan biasanya lebih unggul.mengenai jumlah kain kafan harus ganjil, rangkap tiga, lima, atau tujuh. Kemudian kapas-kapas yang diberi minyak cendana untuk menutup bagian badan yang lemah dan lekas membusuk2 .
Sementara itu peti jenazah telah disiapkan yang antara lain diberi alas tikar, bantal dengan kain yang sama atau putih berisikan daun kemuning dan daun pandan ( memliki khasiat atau menghilangkan bau busuk). Setelah itu jenazah yang telah selesai pembukusannya, dimasukan dalam peti dengan posisi agak miring kekanan atau arah kiblat ditopang dengan tujuh bulatan tanah atau gulu, sebelum ditutup pelayat diberi kesempatan untuk melihat dan mendoakan , tetapi berurutan. Setalah peti ditutup, lalu diletekakan diatas balai-balai membujur ke arah utara. Rangkaian perhiasan berupa bunga-bunga ini dibenahi , dimaksudkan selain menghormati si mati juga untuk menghilangkan bau busuk.
3.      Menyembahyangkan jenazah.
Penyembahyangkan jenazah di tiga tempat yaitu :
1.      Masjid di panepen untuk Menyembahyangkan jenazah raja yang dilakukan oleh para putera-puteri dan cucu raja dipimpin oleh ulama.
2.      Pembacaan doa-doa dimasjid yang dipimpin oleh kyai penghulu.
3.      Upacara dimakam yang dilakukan oleh pengageng juru kunci.
Demikan halnya dalam menshlotkan jenazah di kalangan bangsawan sama sebagaimana Menyembahyangkan jenazah pada umumnya. Khusus untuk bangsawan, upacara ini dilaksanakan oleh abdi dalem kraton suronoto, dipimpin oleh kyai penghulu kraton atau pengulan. Smentara itu ada petugas yang memasang perdupaan didekat kaki jenazah dan secara bergantian istri , anak-anak serta kerabat dekat memasukan kemenyan atau ratus-ratus ke dalam perdupaan tersebut agar terus mengeluarakan asap harum.
4.      Upacara pemakaman
Uborampe yang berhubungan dengan upacara pemberangkatan jenazah diantaranya yaitu kentongan masjid, kendi yang yang terbuat dari tanah, sapu lidi, beras kuning, dan uang recehan serta kembang setaman. Sedangkan upacara bubak dalan yaitu pemukulan kentongan, penyebaran beras kuning, air kendi dijalankan oleh paro kyai atau perempuan uzur atau perempuan yang sudah melewati masa menstruasi. Semua ini untuk mengawali pemberangkatan ke Imogiri (perlengkapan yang bersifat cucuking lampah).
Komposisi dan konfigurasi peserta upacara.
1.      Bila raja meninggal dunia maka pimpinan upacara berada di tangan pepatia dalem danurejo sebagai perdana mentri kesultanan atau wasir yang mengepalai sekuruh unit pemakam sampai seratus harinya. Sesepuh atau pimpinan upacara tidak mengikuti ke makam. Untuk undangan raja atau bangsawan menjadi tanggung jawab residen Belanda di Jawa.
2.      Apabila permaisuri, putra mahkota atau adipati anom meninggal dunia maka sultan menunjuk tim khusus untuk menyelenggarakan upacara pelepasan jemazah.
Dalam upacara pelepasan jenazah raja tidak ada master seremoni atau protocol Cuma yang biasa dilakukan pengaturan secara lisan. Kemudian dalam upacara pemberangkatan dan tuguran ( berjaga semalam suntuk) dipimpin oleh penghulu agung kerajaan yang didampingi oleh suranata, putihan dan abdi dalem pemetaan serta sepenuhnya dibantu oleh abdi dalem petilasan atau pengulon. Sementara perabot dan penghulu dibagi menjadi lima bagian yaitu :
1.      Penasehat ritual keagamaan menjadi tugas penghulu agung
2.      Penghulu masjid kraton yang berada di mlangi (masjid keratin atau patok negoro)
3.      Penghulu kraton yang berada di ploso.
4.      Penghulu masjid kraton yang berada di wonokromo
Seluruh koordinasi masjid local dan regional mendapat pembiyaan dari kraton. Sedangkan penghulu bertanggungjawab pada masing-masing masjid dan juga bertanggungjawab kepada sultan. Perlekapan atau property pemakaman jenazah biasanya menggunakan kereta kerajaan atau kereta jenazah yang biasa digunakan oleh para raja di kawasan setempat.
Kalangan bangsawan kraton Yogyakarta mempunyai tiga tempat pemakaman yaitu : makam Imogiri Bantul, makam Hastorenggo dan Girigondo di kotagede. Khusus untuk pemakaman raja tau sultan ditempatkan di Imogiri. Upacara pemakaman bagi kalangan bangsawan memang berbeda dengan upacara pemakaman rakyat biasa tetapi inti upacaranya sama, misalnya dalam hal upacara Mbrobosan, cara menurunkan peti jenazah posisi dalam liang lahat dan pembacaan doa bagi jenazah. Apabila yang mengangkat raja atau sultan, menjelang pemakaman para anggota keluarga dan segenap punggawa abdi dalem berkumpul ditempat-tempat yang tidak sama. Para putra putri berkumpul di dalam (istilah ruang dalam). Prajurit pesisiran yaitu pegawai kraton, pegawai kesultanan berkumpul di pintu gerbang pintu mlati. Sedang para abdi dalem ponakawan dan perintah luhur berada di halaman kraton. Selanjutnya abdi dalem lainnya yaitu abdi dalem penghulu siap di bangsal Sri manganti. Abdi dalem jawi berada di bangsal ponconiti. Setelah tiba saatnya diberangkatkan, biasanya antara jam 10.00 WIB, jenazah segera diangkat keluar istana lewat gerbang istana. Peti diangkat oleh putra putri, cucu, dan para sentana (sanak keluarga) dengan bantuan para prajurit. Sebelum keluar dari pintu gerbang selatan sejenak dihalaman kraton, diadakan sumurup (Brobosan).
Peti dibujurkan ke arah timur, selanjutnya putra putri dan cucu-cucu mengusun dibawah peti tiga kali.
Upacara in memberi pengertian kepada putra-putri, cucu-cucu yang ditinggal pada akhirnya akan dipanggil tuhan juga. Sesudah selesai, jenazah dipikul dan dipanyungi menuju kereta atau mobil. Payung dihiasi dengan bunga melati atau hiasan lainnya. Demikian juga kereta, dihiasi dengan untaian melati ata rance. Kereta jenazah yang biasanya ditarik dengan delapan ekor kuda dan melewati kawasan pedesaan, sedangakan jika melewati perbukitan maka yang pernah dulu dilaksanakan kereta itu ditarik dengan lembu atau kerbau. Misalnya sewaktu meninggal Sri Paku Alam V di Girigondo sedang pengiring pakai kuda tunggang. Ratanan laku atau petunjuk-petunjuk umumnya telah ada dalam buku yang ingin memberikan penghormatan permaisuri atau keturunannya. Hal- hal lain yang berhubungan dengan upacara adalah jika raja atau putra masih bersatus jejaka atau perawan berada di depan iring-iringan jenazah dibawa dua geligir gagar mayang sebagai penghormatan terhadap bangsawan yang berstatus perjaka atau perawan tersebut. Sanak keluarga si mati kebanyakan mengenakan pakaian warna hitam namun ada juga yang mengenakan pakaian warna ungu seringkali pelayat diberi selawat atau uang yang dibungkus dengan kain putih sebaliknya uang tadi dipergunakan untuk membeli korek api atau minyak tanak. Demikan menurut kepercayaannya selama dalam perjalanan disebarkan sawur (berisi beras kuning yaitu beras dicampur kunir dan kembang telon, mawar melati dan kenanga, kemudian uang dan lintingan sirih). Sawur ini disebar terutama dipertigaan atau perempatan jalan yang dilalui masayarakat yang kebetulan bertemu dengan iring-iringan jenazah. Iringan-iringan ini biasanya berhenti atau turun dari kendaraannya sampai iring-irngan berlalu, topi, payung dan penutup kepala lainya akan mereka tanggalkan sebagai penghormatan. Namun ada pula pedagang yang melemparkan uang mereka dengan harapan usaha mereka berhasil dan sebagainya.
Sesampainya di pemakaman, pengurusan selanjutnya ditangani abdi dalem juru kunci. Upacara ini diawali dengan pemberian penghormatan kepada jenazah oleh para sanak keluarga maupun abdi dalem dengan cara berbaris di kanan-kiri jalan yang akan dilalui jenazah. Sebelum memasuki makam Imogiri diistirahkan untuk sementara di paseban. Biasanya penghulu membacakan doa. Petugas formal untuk mengkebumikan jenazah raja adalah pepatih dalem yang pelaksanaan teknisnya samapi 8 orang bertugas mengerek peti, yang biasanya dibantu 2 orang dimulut liang lahat, kedalam liang lahat seyogyanya sededeg-pengawe atau setinggi orang yang berdiri sambil mengacungkan tangannya. Setelah ada peletakkan peti, petugas adzan dilanjutkan dengan Iqomah dan membacakan takqin. Selanjutnya cepuri atau karas (bagian dari liang kubur) Ditutup dengan papan atau batu, untuk kemudian mulai ditimbun dengan tanah. Para pengiring jenazah terutama kerabat dekat yaitu dengan melemparkan masing-masing dengan 3 gengam tanah ke liang kubur. Orang yang pertama kali melempar tanah mengucapkan “siro kabeh pada ingsun dedeake saka ing lemah” (Atau kamu semua kami jadikan dari tanah). Pelempar kedua mengucapkan “lan siro kabeh ingsun balake dadi lemah (dan kamu semua kembali menjadi tanah)”. Pelempar ketiga mengatakan “siro kabeh bakal insun wetoke soko ing lemah (kamu semua akan dikeluarkan dari tanah).

·         selamatan sesudah pemakaman

Dalam upacara kematian yang masih dilaksankan dikalangan bangsawan khususnya upacara-upacara sesudah pemakaman biasanya disebut selametan atau wilujengan yang maksudnya untuk keselametan baik untuk roh si mati supaya diterima di akhirat nanti, maupun untuk keluarga yang ditinggalkannya.
ada beberapa perbedaan antara selametan antara kaum bangsawan dengan rakyat biasa yang sesungguhnya tidak prinsip. seperti dalam masyarakat biasa, wadah atau tempat makanan yang digunakan adalah berasal dari daun pisang atau takir pisang, sementara pada kaum bangsawan menggunakan kertas atau kain putih, sehingga tampak lagi bahwa lebih mewah dalam menghidangkan makanan dan sesajian. ada dua macam disini yaitu sesajen wilujengan untuk dihidangkan hadirin dan sajen untuk sir oh mati.
Rangkain upacara-upacara ini umumnya meliputi :
1.      soartanah (pada hari yang sama dengan pemakaman)
2.      Nelung dino (tiga hari dari meninggalnya)
3.      Pitung dino (tujuh hari dari meninggalnya)
4.      Matang puluh dino (empat puluh hari dari meninggalnya)
5.      Nyatusdino (seratus hari dari meninggalnya)
6.      Mendak pisan ( 1 tahun dari meninggalnya)
7.      Mendak pindho (2 tahun dari meninggalnya)
8.      Nyewu dino ( seribu hari dari meninggalnya)
ketetapan waktu penyelenggaraan upacara selametan selalu diperhitungkan dengan amat teliti, terutama didasarkan pada hari, pasaran, bulan, dan tahun. menurut perhitungan jawa.Dari soartanah sampai mitung dino masih mudah menghitungnya tetapi mulai matang puluh dino atau empat puluh harinya hingga selanjutnya memerlukan perhitungan khusus, menurut kepercayaan mereka apabila tidak tepat, maka tujuan yang ingin dapat dicapai dengan penyelenggaraan upacara selametan tersebut tidak tidak memnuhi harapan. adapun perincian upacara selametan tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Soartanah maksudnya menggusur tanag yaitu tanah yang dipakai untuk memakamkan jenazah. maknanya dengan selametan ini agar arwah atau roh si mati mendapat jalan yang terang dan tempat yang lapang. materi yang disajikan : tumpeng yaitu nasi dibentuk kerucut asahan diatas rempah lengkap dengan lauk pauk jangan adem atau sayur adem. pecel dengan sayatan daging ayam goreng atau panggang, sambel dongseng dengan kedelai yang terkelupas. jangan menir kerupuk dan rempeyek. satu hal yang penting dalam hal ini adalah tumpeng yang harus dibelah dua dan ditaruh dalam posisi bertolak belakang terkenal dengan saburan tumpeng pengkur atau ungkur-ungkuran.hal ini sebagai lambang anatra si mati dengan keluarga yang ditinggalkan. juga agar kedua belah pihak mendapat keselamatan. pelaksanaan soartanah ini adalah setelah pemakaman. boleh siang atau malam hari. pimpinan upacara dalam hal ini adalah mudin selaku pimpinan dan pemabawa doa, selain menerima bagian berkat juga menerima uang wajib sekadarnya. sedang sesajian untuk si roh mati berupa nasi sepiring utuh atau sayo sak kenong, dua bulatan nasi golong, kembang setaman, dupa atau kemenyan, ubur merhah putih dan lampu seatir ditemaptkan di dalam rumah tertentu.3
2.      nelung dino atau tiga hari
pelaksanaan di siang hari yang dihadiri tetangga dan ahli waris. materi yang dihidangkan yaitu : takir pontang yang berisi nasi kuning atau sego punar dan nasi putihdengan lauk pauk daging srundeng gambingan, kecambah, kacang pangjang, yang telah di potong-potong, irisan brambah dan irisan apem. semuanya di taruh di sudi (dari daun pisang) selain itu juga nasi asahan dengan lauk pauk daging goreng, jangan menir, dan sambal santan.
3.      pitung dino menujukkan dilaksanakan berselang tujuh hari setelah pemakaman Cuma waktu siang hari dan dihadiri oleh kerabat dan tetangga, materi yang dihidangakan berupa apem, ketan dan kolak dalam takir serta nasi asahan dengan lauk pauk daging goreng, pindang, jerohan dan krupuk. sedang maksud dan tujuan masih sama dengan telung dino. begitu pula sesaji untuk oh si mati.
4.      matang puluh dino dilaksanakan 40 hari sesudah pemakaman, boleh siang, sore namun biasannya pada malam hari dan diundang para santri, materi yang disajikan sama dengan pitung dino.
5.      nyatus dino. rangkain upacara selametan hampir sama dengan rangkain upacara selametan matang puluh dino.
6.      mendak pisan. yaitu setiap satu tahun upacara. materi hidangan maupun ujub sama dengan matangpuluh dino.
7.      mendak pindho. setiap 2 tahun semua rangkain upacara selametan juga sama dengan matang puluh dino.
8.      nyewu dino pada umumnya upacara ini merupakan upacara terakhir yang wajib dilaksanakan dalam rangkain upacara selametan yang keseribu setelah kematian. penyelenggaran lebih besar dari upacara selametan sebelumnya. sedang mengenai materi hidangan tetap sama seperti rangkain upacara selametan sebelumnya. dengan tambah daging kambing yang disembelih sendiri. sebelum disembelih kambing dimandikan dengan air kembang setaman dan rambutnya dikeramas dengan air lada, dan tubuhnya diselimuti dengan kain putih di kalungi dengan untaian bunga dan diberi makam daun sirih makanannya. makna yang sudah ditangkap mereka adalah sebagi pikiran kendaraan orang yang meninggal. perlengkapan yang harus disediakan pada upacara selametan ini yaitu : tikar pandan, kaca kecil, kapas, kemenyan, dua sisir pisang raja, gula kelapa, sebutir kelapa satu takir beras, buanga dan boreh. perlengkapan ini semua ditaruh dalam wadah dan disajikan di tempat kenduri yang nantinya menjadi baguian para santri kecuali para santri itu menerima berkat. isi ujub dan uborampe lain tetap sama dengan ketika matang puluh dino.


PERBEDAAN UPACARA YANG ADA DI MINANGKABAU DENGAN YOYGAKARTA

ADAT PERNIKAHAN
1.     ketika pelamaran pada adat minangkabau pihak perempaunlah yang melamar pihak lelaki sedangkan adi adat yogyakarta tidak.
2.    Setelah pernikahan selesai di Minangkabau terdapat pemberian gelar kepada pengantin pria sedangkan di Yogyakarta tidak.


ADAT MENANTIKAN KELAHIRAN ANAK
            Di Yogyakarta terdapat banyak adat yang harus dilakukan sedangkan kalau di Minangkabau hanya adat mambubu saja.

ADAT KELAHIRAN
            Di minangkabau hanya di lakukan pada saat bayi berumur 40 hari sedangkan kalau di Yogyakarta dilakukan pada saat bayi lahir, 5 hari, 35 hari dan 7 bulan.

ADAT KEMATIAN
Di Minangkabau adat kematian hanya dilakukan sesuai ketentuan islam, sebenarnya Yogyakarta juga begitu tapi ada sedikit perbedaan karna Yogya melakukan rangakaian adat lagi yaitu:
1.      soartanah (pada hari yang sama dengan pemakaman)
2.      Nelung dino (tiga hari dari meninggalnya)
3.      Pitung dino (tujuh hari dari meninggalnya)
4.      Matang puluh dino (empat puluh hari dari meninggalnya)
5.      Nyatusdino (seratus hari dari meninggalnya)
6.      Mendak pisan ( 1 tahun dari meninggalnya)
7.      Mendak pindho (2 tahun dari meninggalnya)
Nyewu dino ( seribu hari dari meninggalnya


Sumber
·         www.google.com
·         www.wikipedia.com

Selasa, 05 Mei 2015

Budaya

Budaya

Menurut para ahli budaya memiliki beragam pengertian. Budaya berasal dari bahasa sansekerta yakni buddhayah yang memiliki arti segala sesuatu yang berhubungan dengan akal dan budi manusia. Secara umum, budaya berarti cara hidup yang dimiliki oleh sekelompok orang yang diwariskan kepada generasi berikutnya. Perbedaan antara suku, agama, politik, bahasa, pakaian, karya seni, dan bangunan akan membentuk suatu budaya.
Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi mengungkapkan bahwa kebudayaan merupakan hasil karya cipta dan rasa masyarakat. Kebudayaan memang memiliki hubungan yang sangat erat dengan perkembangan di masyarakat. Menurut seorang arkeolog, R. Seokmono, budaya merupakan hasil usaha manusia berupa benda maupun hasil buah pikiran manusia selama hidupnya. Sedangkan menurut Effat al-Syarqawi yang mengartikan budaya berdasarkan sudut pandang Islam, mengemukakan bahwa budaya merupakan khazanah sejarah suatu masyarakat yang tercermin dalam kesaksian dan nilai-nilai yang menggariskan bahwa kehidupan harus memiliki tujuan dan makna rohaniah.
Budaya di Indonesia sangat berpengaruh pada perkembangan zaman dari waktu ke waktu dan perubahan kondisi alam di Indonesia. Hal ini sesuai dengan pendapat seorang ahli dari Indonesia, Ki Hajar Dewantara, yang mengemukakan bahwa budaya merupakan hasil perjuangan suatu masyarakat terhadap zaman dan alam yang membuktikan kejayaan hidup masyarakat dalam menghadapi rintangan dan kesulitan untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan di hidupnya. Kondisi alam yang berbeda-beda di setiap daerah di seluruh wilayah Indonesia menyebabkan banyaknya jenis budaya yang berkembang. Hal ini disebabkan karena pengalaman hidup dan besarnya usaha untuk bertahan dengan kondisi alam yang sulit sangat mempengaruhi tingkah laku dan tutur bahasa yang mereka miliki. Namun sebagai bangsa Indonesia yang bersemboyan bhineka tunggal ika, kita harus saling menghargai budaya-budaya yang ada di negara tercinta ini.
           
A.    Unsur – Unsur Kebudayaan
Koentjaraningrat (1985) menyebutkan ada tujuh unsur – unsur kebudayaan. Ia menyebutnya sebagai isi pokok kebudayaan ketujuh unsur kebudayaan universal tersebut adalah :
1.      Kesenian
2.      Sistem Teknologi dan Peralatan
3.      Sistem Organisasi Masyarakat
4.      Bahasa
5.      Sistem Mata Pencaharian Hidup dan Sistem Ekonomi
6.      Sistem Pengetahuan
7.      Sistem Religi

Pada jaman modern seperti ini budaya asli negara kita memang sudah memudar; factor dari budaya luar memang sangat mempengaruhi pertumbuhan kehidupan di negara kita ini. Contohnya saja anak jaman muda sekarang, mereka sangat antusias dan up to date untuk mengetahui juga mengikuti perkembangan kehidupan budaya luar negeri. Sebenernya bukan hanya orang tua saja yang harus mengenalkan dan melestarikan kebudayaan asli negara kita tetapi juga para anak muda harus senang dan mencintai kebudayaan asli negara sendiri. Banyak factor juga yang menjelaskan soal 7 unsur budaya universal, Yaitu;

1.      Kesenian
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.


2.      Sistem teknologi dan peralatan
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.

3.      Sistem organisasi masyarakat
Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing – masing antar individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.

4.      Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris.

5.      Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.


6.      Sistem pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar yang lain juga mengerti.

7.      Sistem religi
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.


B.     Faktor Yang Mendorong Dan Menghambat Perubahan Kebudayaan
1.    Mendorong Perubahan Kebudayaan
Adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi mudah berubah,terutama unsur-unsur teknologi dan ekonomi.adanya individu-individu yang mudah menerima unsur-unsur perubahan kebudayaan terutama generasi muda.

2.    Menghambat perubahan kebudayaan
Adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi sukar berubah seperti : adat istiadat,dan keyakinan agama,adanya individu-individu yang sukar menerima unsur-unsur perubahan terutama generasi kolot.

A. FAKTOR INTERNAL
·         PERUBAHAN DEMOGRAFIS
Perubahan demografis disuatu daerah biasanya cenderung terus bertambah,akan mengakibatkan terjadinya perubahan diberbagai sektor kehidupan,contohnya : bidang perekonomian, pertambahan peduduk akan persediaan kebutuhan pangan,sandang dan papan.
·         KONFLIK SOSIAL
Konflik sosial dapat mempengaruhi terjadinya perubahan dalam suatu masyarakat,contohnya : konflik kepentingan antara kaum pendatang dengan penduduk setempat didaerah transmigrasi,untuk mengatasinya pemerintah mengikutsertakan penduduk setempat dalam program pembangunan bersama-sama para transmigran.
·         BENCANA ALAM
Bencana alam yang menimpa masyarakat dapat mempengaruhi perubahan contohnya : banjir,bencana longsor,letusan gunung berapi masyarakat akan dievakuasi dan dipindahkan ketempat yang baru,disanalah mereka harus beradaptasi dengan kondisi lingkungan dan budaya setempat sehingga terjadi proses asimilisasi maupun alkuturasi.

·         PERUBAHAN LINGKUNGAN ALAM
Ada beberapa faktor misalnya pendangkalan muara sungai yang membentuk delta,rusaknya hutan karena erosi,perubahan demikian dapat mengubah kebudayaan hal ini disebabkan karena kebudayaan mempunyai daya adaptasi dengan lingkungan setempat.

B.     FAKTOR EKSTERNAL

·         PERDAGANGAN
indonesia terletak pada jalur perdagangan asia timur dengan india,timur tengah bahkan eropa barat,itulah sebabnya indonesia sebagai persinggahan pendagang pendagang besar,selain berdagang mereka juga memperkenalkan budaya mereka pada masyarakat setempat sehingga terjadilah perubahan budaya.

·         PENYEBARAN AGAMA
masuknya unsur-unsur agama hindu dari india atau budaya arab bersamaan proses penyebaran agama hindu dan islam ke indonesia demikian pula masuknya unsur-unsur budaya barat melalui proses penyebaran agama kristen dan kalonialisme.

·         PEPERANGAN
Kedatangan bangsa barat ke indonesia umumnya menimbulkan perlawanan keras dalam bentuk peperangan,dalam suasana tersebut ikut masuk pula unsur unsur budaya bangsa asing ke indonesia.



C.    DAMPAK BAGI MASYARAKAT
Kebudayaan Indonesia adalah serangkaian gagasan dan pengetahuan yang telah diterima oleh masyarakat-masyarakat Indonesia (yang multietnis) itu sebagai pedoman bertingkahlaku dan menghasilkan produks-produk kebudayaan itu sendiri. Hanya persoalannya, ide-ide dan pengetahuan masyarakat-masyarakat Indonesia juga mengalami perubahan-perubahan, baik karena factor internal maupun eksternal.
Berikut dampak kebudayaan Indonesia bagi masyarakat, antara lain:
Ø  Pengaruh Positif dapat berupa :
1.      Peningkatan dalam bidang sistem teknologi, Ilmu Pengetahuan, dan ekonomi.
2.      Terjadinya pergeseran struktur kekuasaan dari otokrasi menjadi oligarki.
3.      Mempercepat terwujudnya pemerintahan yang demokratis dan masyarakat madani dalam skala global.
4.      Tidak mengurangi ruang gerak pemerintah dalam kebijakan ekonomi guna mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
5.      Tidak berseberangan dengan desentralisasi.
6.      Bukan penyebab krisis ekonomi.




Ø  Pengaruh Negatif berupa :
1.      Menimbulkan perubahan dalam gaya hidup, yang mengarah kepada masyarakat yang konsumtif komersial. Masyarakat akan minder apabila tidak menggunakan pakaian yang bermerk (merk terkenal).
2.      Terjadinya kesenjangan budaya. Dengan munculnya dua kecenderungan yang kontradiktif. Kelompok yang mempertahankan tradisi dan sejarah sebagai sesuatu yang sakral dan penting (romantisme tradisi). Dan kelompok ke dua, yang melihat tradisi sebagai produk masa lalu yang hanya layak disimpan dalam etalase sejarah untuk dikenang (dekonstruksi tradisi/disconecting of culture).
3.      Sebagai sarana kompetisi yang menghancurkan. Proses globalisasi tidak hanya memperlemah posisi negara melainkan juga akan mengakibatkan kompetisi yang saling menghancurkan.
4.      Sebagai pembunuh pekerjaan. Sebagai akibat kemajuan teknologi dan pengurangan biaya per unit produksi, maka output mengalami peningkatan drastis sedangkan jumlah pekerjaan berkurang secara tajam.
5.      Sebagai imperialisme budaya. Proses globalisasi membawa serta budaya barat, serta kecenderungan melecehkan nilai-nilai budaya tradisional.
6.      Globalisasi merupakan kompor bagi munculnya gerakan-gerakan neo-nasionalis dan fundamentalis.. Proses globalisasi yang ganas telah melahirkan sedikit pemenang dan banyak pecundang, baik pada level individu, perusahaan maupun negara. Negara-negara yang harga dirinya diinjak-injak oleh negara-negara adi kuasa maka proses globalisasi yang merugikan ini merupakan atmosfer yang subur bagi tumbuhnya gerakan-gerakan populisme, nasionalisme dan fundamentalisme.
7.      Malu menggunakan budaya asli Indonesia karena telah maraknya budaya asing yang berada di wilayah Indonesia.



Wayang Kulit, Kekayaan Seni Nusantara Yang Bernilai Adiluhung
Wayang kulit merupakan salah satu kesenian tradisi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat Jawa. Lebih dari sekadar pertunjukan, wayang kulit dahulu digunakan sebagai media untuk permenungan menuju roh spiritual para dewa. Konon, “wayang” berasal dari kata “ma Hyang”, yang berarti menuju spiritualitas sang kuasa. Tapi, ada juga masyarakat yang mengatakan “wayang” berasal dari tehnik pertunjukan yang mengandalkan bayangan (bayang/wayang) di layar. 
Wayang kulit diyakini sebagai embrio dari berbagai jenis wayang yang ada saat ini. Wayang jenis ini terbuat dari lembaran kulit kerbau yang telah dikeringkan. Agar gerak wayang menjadi dinamis, pada bagian siku-siku tubuhnya disambung menggunakan sekrup yang terbuat dari tanduk kerbau. 
Wayang kulit dimainkan langsung oleh narator yang disebut dalang. Dalang tidak dapat diperankan oleh sembarang orang. Selain harus lihai memainkan wayang, sang dalang juga harus mengetahui berbagai cerita epos pewayangan seperti Mahabrata dan Ramayana. Dalang dahulu dinilai sebagai profesi yang luhur, karena orang yang menjadi dalang biasanya adalah orang yang terpandang, berilmu, dan berbudi pekerti yang santun. 
Sambil memainkan wayang, sang dalang diiringi musik yang bersumber dari alat musik gamelan. Di sela-sela suara gamelan, dilantunkan syair-syair berbahasa Jawa yang dinyanyikan oleh para pesinden yang umumnya adalah perempuan. Sebagai kesenian tradisi yang bernilai magis, sesaji atau sesajen menjadi unsur yang wajib dalam setiap pertunjukan wayang. 
Sesajian berupa ayam kampung, kopi, nasi tumpeng, dan hasil bumi lainnya, serta tak lupa asap dari pembakaran dupa selalu ada di setiap pementasan wayang. Tapi, karena banyak yang menganggap sesajian tersebut merupakan suatu hal yang mubazir, belakangan ini sesajian dalam pementasan wayang juga diperuntukkan bagi penonton dalam bentuk makan bersama.
Wayang kulit merupakan kekayaan nusantara yang lahir dari budaya asli masyarakat Indonesia yang mencintai kesenian. Setiap bagian dalam pementasan wayang mempunyai simbol dan makna filosofis yang kuat. Apalagi dari segi isi, cerita pewayangan selalu mengajarkan budi pekerti yang luhur, saling mencintai dan menghormati, sambil terkadang diselipkan kritik sosial dan peran lucu lewat adegan goro-goro. Tidak salah jika UNESCO mengakuinya sebagai warisan kekayaan budaya Indonesia yang bernilai adiluhung.

Jenis -  jenis wayang Kulit Berdasarkan daerah
·         Wayang Kulit Cengkok Kedu
·         Wayang Kulit Gagrag Yogyakarta
·         Wayang Kulit Gagrag Surakarta
·         Wayang Kulit Gagrag Banyumasan
·         Wayang Kulit Gagrag Jawa Timuran
·         Wayang Bali
·         Wayang Palembang (Sumatera Selatan)
·         Wayang Betawi (Jakarta)
·         Wayang Kulit Cirebon (Jawa Barat)
·         Wayang Madura (sudah punah)
·         Wayang Siam

Wayang Kulit Indramayu
Wayang Kulit Indramayu sebenarnya tak ada bedanya dengan wayang kulit Jawa dan Cirebon. Perbedaannya terletak pada perbedaan bahasa yang dipergunakannya. Penggunaan bahasa ibu (setempat) menjadi khas pula di dalam berbagai tuturannya, baik lakon maupun sempal guyonnya. Bahasa ibu menjadi bahasa sosial dan komunikatif. Periwayatan tentang wayang kulit di daerah Indramayu tak terlalu berbeda dengan di daerah Cirebon. Hanya mungkin terdapat pengakuan bahwa wayang pernah menjadi media dakwah oleh Wali Sunan Kalijaga atas perintah Sunan Gunung Jati.
Adapun ceritanya, tak jauh pula bedanya. Wayang kulit Indramayu sama juga masih menggunakan dua cerita babon, yakni Ramayana dan Mahabharata. Tetapi, munculnya cerita karangan oleh para dalang di daerah Indramayu memiliki daya tarik tersendiri. Dewasa ini pertunjukan wayang kulit Indramayu ditampilkan dalam acara-acara tertentu, seperti: Ruwatan bersih desa, ngunjung, hajatan sunatan dan perkawinan.

Musik pengiring tak jauh berbeda dengan umumnya wayang kulit, yakni gamelan pelog-salendro yang ditambah dengan kemanak serta bedug yang cukup dominan, untuk efek tertentu. Adapun susunan adegan wayang kulit Indramayu sama dengan umumnya pola pengadegan wayang yang lain di Jawa Barat antara lain: Tatalu, dalang dan sinden naik panggung; Gending sejer / kawit, murwa, nyandra, suluk, kakawen dan biantara; Babak unjal, Paseban dan Bebegalan; Nagara Sejen; Patepah; lalu Perang Gagal; Panakawan / Goro-goro; Perang Kembang; Perang Raket; Tutug.
Salah satu fungsi wayang di masyarakat Indramayu adalah ngaruwat, yaitu membersihkan orang atau benda dari kecelakaan (marabahaya). Beberapa orang yang diruwat (sukerta), antara lain: Wunggal (anak tunggal), Nanggung Bugang (seorang adik yang kakaknya meninggal dunia), Suramba (empat orang putra), Surambi (empat orang putri), Pandawa(lima orang putra), Pandawi (lima orang putri), Talaga tanggal kausak (seorang putra dihapit putri); Samudra Hapit Sindang (seorang putri dihapit dua orang putra), dan sebagainya.
Makna yang terkandung dalam pertunjukan wayang kulit, antara lain: Makna spiritual pertunjukan wayang kulit itu sendiri, yakni bahwa di mana pun kesenian ini berada, ia terkait dengan sistem kepercayaan yang diyakini oleh komunitas tertentu. Demikian juga masyarakat Indramayu di lokasi ngunjung. Dengan mengambil lakon leluhur Pandawa, masyarakat diingatkan tentang rasa hormat terhadap leluhur desa. Makna teatrikalnya ialah bahwa sosok-sosok dalam wayang kulit pada umumnya sangat teatrikal ditambah bentuk blencong yang berbeda dengan wayang kulit Jawa. Makna sosialnya, pertunjukan wayang kulit Indramayu dalam upacara ngunjung ikut serta di dalam proses interaksi antara anggota masyarakat yang masih percaya bahwa menghormati leluhur adalah perbuatan yang baik dan terpuji. Semua pertunjukan dan segala keperluan upacara ngunjung ditanggung oleh masyarakat, tanpa bantuan pemerintah.



Kesimpulannya adalah kita sebagai warga Indonesia harus menjaga dan melestarikan budaya negara kita sendiri. Zaman sekarang tidak  banyak anak – anak dan  remaja yang mengetahui tentang wayang kulit. Semakin lama kebudayaan ini tertinggal, jika tertinggal nanti akan di kalim oleh negara lain. Agar tidak di klaim negara lain , kita harus melestarikannya dengan cara mengadakan acara kesenian wayang kulit untuk mengedukasikan kepada anak – anak kecil, memperkenalkan kepada mereka tentang kesenian wayang kulit. Mmberikan sosialiasasi nilai – nilai yang terkandung dalam setiap tokoh wayang . Untuk para remaja yang terlibat dalam kegiatan pelestarian budaya difasilitasi untuk dapat saling bertukar pengalaman dengan dalang cilik, dalang senior sehingga muncul motivasi untuk saling mengenal dan belajar.




resep donat empuk ala dunkin donut resep kue cubit coklat enak dan sederhana resep donat kentang empuk lembut dan enak resep es krim goreng coklat kriuk mudah dan sederhana resep es krim coklat lembut resep bolu karamel panggang sarang semut