Budaya
Menurut para ahli budaya memiliki beragam pengertian. Budaya berasal dari bahasa sansekerta yakni buddhayah yang memiliki arti segala sesuatu yang berhubungan dengan akal dan budi manusia. Secara umum, budaya berarti cara hidup yang dimiliki oleh sekelompok orang yang diwariskan kepada generasi berikutnya. Perbedaan antara suku, agama, politik, bahasa, pakaian, karya seni, dan bangunan akan membentuk suatu budaya.
Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi mengungkapkan bahwa kebudayaan
merupakan hasil karya cipta dan rasa masyarakat. Kebudayaan memang memiliki
hubungan yang sangat erat dengan perkembangan di masyarakat. Menurut seorang
arkeolog, R. Seokmono, budaya merupakan hasil usaha manusia berupa benda maupun
hasil buah pikiran manusia selama hidupnya. Sedangkan menurut Effat al-Syarqawi
yang mengartikan budaya berdasarkan sudut pandang Islam, mengemukakan bahwa
budaya merupakan khazanah sejarah suatu masyarakat yang tercermin dalam
kesaksian dan nilai-nilai yang menggariskan bahwa kehidupan harus memiliki
tujuan dan makna rohaniah.
Budaya di Indonesia sangat berpengaruh pada
perkembangan zaman dari waktu ke waktu dan perubahan kondisi alam di Indonesia.
Hal ini sesuai dengan pendapat seorang ahli dari Indonesia, Ki Hajar Dewantara,
yang mengemukakan bahwa budaya merupakan hasil perjuangan suatu masyarakat
terhadap zaman dan alam yang membuktikan kejayaan hidup masyarakat dalam
menghadapi rintangan dan kesulitan untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan
di hidupnya. Kondisi alam yang berbeda-beda di setiap daerah di seluruh wilayah
Indonesia menyebabkan banyaknya jenis budaya yang berkembang. Hal ini
disebabkan karena pengalaman hidup dan besarnya usaha untuk bertahan dengan
kondisi alam yang sulit sangat mempengaruhi tingkah laku dan tutur bahasa yang
mereka miliki. Namun sebagai bangsa Indonesia yang bersemboyan bhineka tunggal
ika, kita harus saling menghargai budaya-budaya yang ada di negara tercinta
ini.
A. Unsur
– Unsur Kebudayaan
Koentjaraningrat (1985) menyebutkan ada tujuh
unsur – unsur kebudayaan. Ia menyebutnya sebagai isi pokok kebudayaan ketujuh unsur
kebudayaan universal tersebut adalah :
1.
Kesenian
2.
Sistem
Teknologi dan Peralatan
3.
Sistem
Organisasi Masyarakat
4.
Bahasa
5.
Sistem
Mata Pencaharian Hidup dan Sistem Ekonomi
6.
Sistem
Pengetahuan
7.
Sistem
Religi
Pada jaman modern
seperti ini budaya asli negara kita memang sudah memudar; factor dari budaya
luar memang sangat mempengaruhi pertumbuhan kehidupan di negara kita ini.
Contohnya saja anak jaman muda sekarang, mereka sangat antusias dan up to date
untuk mengetahui juga mengikuti perkembangan kehidupan budaya luar negeri.
Sebenernya bukan hanya orang tua saja yang harus mengenalkan dan melestarikan
kebudayaan asli negara kita tetapi juga para anak muda harus senang dan
mencintai kebudayaan asli negara sendiri. Banyak factor juga yang menjelaskan
soal 7 unsur budaya universal, Yaitu;
1.
Kesenian
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang
dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat
memuaskan.
2.
Sistem teknologi
dan peralatan
Sistem yang timbul karena
manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat
memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.
3.
Sistem organisasi
masyarakat
Sistem yang muncul karena
kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk yang paling
sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing – masing antar
individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
4. Bahasa
Sesuatu yang berawal dari
hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk mempermudah
komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa
universal seperti bahasa Inggris.
5. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
Sistem yang timbul karena
manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat
memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.
6. Sistem pengetahuan
Sistem yang terlahir karena
setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga memunculkan dan
mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar yang
lain juga mengerti.
7. Sistem religi
Kepercayaan manusia
terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa ada zat
yang lebih dan Maha Kuasa.
B. Faktor Yang
Mendorong Dan Menghambat Perubahan Kebudayaan
1. Mendorong
Perubahan Kebudayaan
Adanya
unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi mudah berubah,terutama unsur-unsur
teknologi dan ekonomi.adanya individu-individu yang mudah menerima unsur-unsur
perubahan kebudayaan terutama generasi muda.
2. Menghambat
perubahan kebudayaan
Adanya
unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi sukar berubah seperti : adat
istiadat,dan keyakinan agama,adanya individu-individu yang sukar menerima
unsur-unsur perubahan terutama generasi kolot.
A. FAKTOR INTERNAL
·
PERUBAHAN
DEMOGRAFIS
Perubahan
demografis disuatu daerah biasanya cenderung terus bertambah,akan mengakibatkan
terjadinya perubahan diberbagai sektor kehidupan,contohnya : bidang
perekonomian, pertambahan peduduk akan persediaan kebutuhan pangan,sandang dan
papan.
·
KONFLIK
SOSIAL
Konflik sosial dapat mempengaruhi terjadinya
perubahan dalam suatu masyarakat,contohnya : konflik kepentingan antara kaum
pendatang dengan penduduk setempat didaerah transmigrasi,untuk mengatasinya
pemerintah mengikutsertakan penduduk setempat dalam program pembangunan
bersama-sama para transmigran.
·
BENCANA
ALAM
Bencana alam yang menimpa masyarakat dapat
mempengaruhi perubahan contohnya : banjir,bencana longsor,letusan gunung berapi
masyarakat akan dievakuasi dan dipindahkan ketempat yang baru,disanalah mereka
harus beradaptasi dengan kondisi lingkungan dan budaya setempat sehingga
terjadi proses asimilisasi maupun alkuturasi.
·
PERUBAHAN
LINGKUNGAN ALAM
Ada beberapa faktor misalnya pendangkalan
muara sungai yang membentuk delta,rusaknya hutan karena erosi,perubahan demikian
dapat mengubah kebudayaan hal ini disebabkan karena kebudayaan mempunyai daya
adaptasi dengan lingkungan setempat.
B.
FAKTOR EKSTERNAL
·
PERDAGANGAN
indonesia terletak pada jalur perdagangan asia timur dengan india,timur
tengah bahkan eropa barat,itulah sebabnya indonesia sebagai persinggahan
pendagang pendagang besar,selain berdagang mereka juga memperkenalkan budaya
mereka pada masyarakat setempat sehingga terjadilah perubahan budaya.
·
PENYEBARAN
AGAMA
masuknya unsur-unsur agama hindu dari india atau budaya arab bersamaan
proses penyebaran agama hindu dan islam ke indonesia demikian pula masuknya
unsur-unsur budaya barat melalui proses penyebaran agama kristen dan
kalonialisme.
·
PEPERANGAN
Kedatangan bangsa barat ke indonesia umumnya menimbulkan perlawanan
keras dalam bentuk peperangan,dalam suasana tersebut ikut masuk pula unsur
unsur budaya bangsa asing ke indonesia.
C.
DAMPAK
BAGI MASYARAKAT
Kebudayaan Indonesia adalah serangkaian gagasan dan
pengetahuan yang telah diterima oleh masyarakat-masyarakat Indonesia (yang
multietnis) itu sebagai pedoman bertingkahlaku dan menghasilkan produks-produk
kebudayaan itu sendiri. Hanya persoalannya, ide-ide dan pengetahuan
masyarakat-masyarakat Indonesia juga mengalami perubahan-perubahan, baik karena
factor internal maupun eksternal.
Berikut
dampak kebudayaan Indonesia bagi masyarakat, antara lain:
Ø Pengaruh
Positif dapat berupa :
1.
Peningkatan dalam bidang sistem teknologi,
Ilmu Pengetahuan, dan ekonomi.
2.
Terjadinya pergeseran struktur kekuasaan dari
otokrasi menjadi oligarki.
3.
Mempercepat terwujudnya pemerintahan yang
demokratis dan masyarakat madani dalam skala global.
4.
Tidak mengurangi ruang gerak pemerintah dalam
kebijakan ekonomi guna mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
5.
Tidak berseberangan dengan desentralisasi.
6.
Bukan penyebab krisis ekonomi.
Ø Pengaruh
Negatif berupa :
1.
Menimbulkan perubahan dalam gaya hidup, yang
mengarah kepada masyarakat yang konsumtif komersial. Masyarakat akan minder
apabila tidak menggunakan pakaian yang bermerk (merk terkenal).
2.
Terjadinya kesenjangan budaya. Dengan
munculnya dua kecenderungan yang kontradiktif. Kelompok yang mempertahankan
tradisi dan sejarah sebagai sesuatu yang sakral dan penting (romantisme
tradisi). Dan kelompok ke dua, yang melihat tradisi sebagai produk masa lalu
yang hanya layak disimpan dalam etalase sejarah untuk dikenang (dekonstruksi
tradisi/disconecting of culture).
3.
Sebagai sarana kompetisi yang menghancurkan.
Proses globalisasi tidak hanya memperlemah posisi negara melainkan juga akan
mengakibatkan kompetisi yang saling menghancurkan.
4.
Sebagai pembunuh pekerjaan. Sebagai akibat
kemajuan teknologi dan pengurangan biaya per unit produksi, maka output
mengalami peningkatan drastis sedangkan jumlah pekerjaan berkurang secara
tajam.
5.
Sebagai imperialisme budaya. Proses
globalisasi membawa serta budaya barat, serta kecenderungan melecehkan
nilai-nilai budaya tradisional.
6.
Globalisasi merupakan kompor bagi munculnya
gerakan-gerakan neo-nasionalis dan fundamentalis.. Proses globalisasi yang
ganas telah melahirkan sedikit pemenang dan banyak pecundang, baik
pada level individu, perusahaan maupun negara. Negara-negara yang harga
dirinya diinjak-injak oleh negara-negara adi kuasa maka proses globalisasi yang
merugikan ini merupakan atmosfer yang subur bagi tumbuhnya gerakan-gerakan
populisme, nasionalisme dan fundamentalisme.
7.
Malu menggunakan budaya asli Indonesia karena
telah maraknya budaya asing yang berada di wilayah Indonesia.
Wayang Kulit, Kekayaan Seni Nusantara Yang
Bernilai Adiluhung
Wayang kulit merupakan salah
satu kesenian tradisi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat Jawa. Lebih dari
sekadar pertunjukan, wayang kulit dahulu digunakan sebagai media untuk
permenungan menuju roh spiritual para dewa. Konon, “wayang” berasal dari kata
“ma Hyang”, yang berarti menuju spiritualitas sang kuasa. Tapi, ada juga
masyarakat yang mengatakan “wayang” berasal dari tehnik pertunjukan yang
mengandalkan bayangan (bayang/wayang) di layar.
Wayang kulit diyakini
sebagai embrio dari berbagai jenis wayang yang ada saat ini. Wayang jenis ini
terbuat dari lembaran kulit kerbau yang telah dikeringkan. Agar gerak wayang
menjadi dinamis, pada bagian siku-siku tubuhnya disambung menggunakan sekrup
yang terbuat dari tanduk kerbau.
Wayang kulit dimainkan
langsung oleh narator yang disebut dalang. Dalang tidak dapat diperankan oleh
sembarang orang. Selain harus lihai memainkan wayang, sang dalang juga harus
mengetahui berbagai cerita epos pewayangan seperti Mahabrata dan Ramayana.
Dalang dahulu dinilai sebagai profesi yang luhur, karena orang yang menjadi
dalang biasanya adalah orang yang terpandang, berilmu, dan berbudi pekerti yang
santun.
Sambil memainkan wayang,
sang dalang diiringi musik yang bersumber dari alat musik gamelan. Di sela-sela
suara gamelan, dilantunkan syair-syair berbahasa Jawa yang dinyanyikan oleh
para pesinden yang umumnya adalah perempuan. Sebagai kesenian tradisi yang
bernilai magis, sesaji atau sesajen menjadi unsur yang wajib dalam setiap
pertunjukan wayang.
Sesajian berupa ayam
kampung, kopi, nasi tumpeng, dan hasil bumi lainnya, serta tak lupa asap dari
pembakaran dupa selalu ada di setiap pementasan wayang. Tapi, karena banyak
yang menganggap sesajian tersebut merupakan suatu hal yang mubazir, belakangan
ini sesajian dalam pementasan wayang juga diperuntukkan bagi penonton dalam
bentuk makan bersama.
Wayang kulit merupakan
kekayaan nusantara yang lahir dari budaya asli masyarakat Indonesia yang
mencintai kesenian. Setiap bagian dalam pementasan wayang mempunyai simbol dan
makna filosofis yang kuat. Apalagi dari segi isi, cerita pewayangan selalu
mengajarkan budi pekerti yang luhur, saling mencintai dan menghormati, sambil
terkadang diselipkan kritik sosial dan peran lucu lewat adegan goro-goro. Tidak
salah jika UNESCO mengakuinya sebagai warisan kekayaan budaya Indonesia yang
bernilai adiluhung.
Jenis - jenis wayang Kulit Berdasarkan daerah
·
Wayang Kulit Cengkok Kedu
·
Wayang Kulit Gagrag Jawa Timuran
·
Wayang Bali
·
Wayang Palembang (Sumatera Selatan)
·
Wayang Betawi (Jakarta)
·
Wayang Madura (sudah punah)
Wayang Kulit Indramayu
Wayang Kulit Indramayu sebenarnya tak ada bedanya dengan wayang kulit Jawa dan
Cirebon. Perbedaannya terletak pada perbedaan bahasa yang dipergunakannya.
Penggunaan bahasa ibu (setempat) menjadi khas pula di dalam berbagai
tuturannya, baik lakon maupun sempal guyonnya. Bahasa ibu menjadi bahasa sosial
dan komunikatif. Periwayatan tentang wayang kulit di daerah Indramayu tak
terlalu berbeda dengan di daerah Cirebon. Hanya mungkin terdapat pengakuan
bahwa wayang pernah menjadi media dakwah oleh Wali Sunan Kalijaga atas perintah
Sunan Gunung Jati.
Adapun ceritanya, tak jauh
pula bedanya. Wayang kulit Indramayu sama juga masih menggunakan dua cerita
babon, yakni Ramayana dan Mahabharata. Tetapi,
munculnya cerita karangan oleh para dalang di daerah Indramayu memiliki daya
tarik tersendiri. Dewasa ini pertunjukan wayang kulit Indramayu ditampilkan
dalam acara-acara tertentu, seperti: Ruwatan
bersih desa, ngunjung, hajatan sunatan dan perkawinan.
Musik pengiring tak jauh
berbeda dengan umumnya wayang kulit, yakni gamelan
pelog-salendro yang
ditambah dengan kemanak serta bedug yang cukup dominan, untuk efek tertentu.
Adapun susunan adegan wayang kulit Indramayu sama dengan umumnya pola pengadegan wayang yang lain di Jawa Barat antara lain: Tatalu, dalang dan sinden naik
panggung; Gending sejer / kawit, murwa, nyandra, suluk, kakawen dan biantara;
Babak unjal, Paseban dan Bebegalan; Nagara Sejen; Patepah; lalu Perang Gagal; Panakawan /
Goro-goro; Perang Kembang; Perang Raket; Tutug.
Salah satu fungsi wayang di
masyarakat Indramayu adalah ngaruwat,
yaitu membersihkan orang atau
benda dari kecelakaan (marabahaya). Beberapa orang yang diruwat (sukerta),
antara lain: Wunggal (anak tunggal), Nanggung Bugang (seorang adik yang
kakaknya meninggal dunia), Suramba (empat orang putra), Surambi (empat orang putri), Pandawa(lima
orang putra), Pandawi (lima orang putri), Talaga tanggal
kausak (seorang
putra dihapit putri); Samudra
Hapit Sindang (seorang
putri dihapit dua orang putra), dan sebagainya.
Makna yang terkandung dalam pertunjukan
wayang kulit, antara lain: Makna
spiritual pertunjukan wayang kulit itu sendiri, yakni bahwa di mana pun
kesenian ini berada, ia terkait dengan sistem kepercayaan yang diyakini oleh
komunitas tertentu. Demikian
juga masyarakat Indramayu di lokasi ngunjung. Dengan mengambil lakon leluhur
Pandawa, masyarakat diingatkan tentang rasa hormat terhadap leluhur desa. Makna teatrikalnya
ialah bahwa sosok-sosok dalam wayang kulit pada umumnya sangat teatrikal
ditambah bentuk blencong yang berbeda dengan wayang kulit Jawa. Makna
sosialnya, pertunjukan wayang kulit Indramayu dalam upacara ngunjung ikut serta
di dalam proses interaksi antara anggota masyarakat yang masih percaya bahwa menghormati leluhur adalah
perbuatan yang baik dan terpuji. Semua pertunjukan dan segala keperluan
upacara ngunjung ditanggung oleh masyarakat, tanpa bantuan pemerintah.
Kesimpulannya
adalah kita sebagai warga Indonesia harus menjaga dan melestarikan budaya
negara kita sendiri. Zaman sekarang tidak banyak anak – anak dan remaja yang mengetahui tentang wayang kulit.
Semakin lama kebudayaan ini tertinggal, jika tertinggal nanti akan di kalim
oleh negara lain. Agar tidak di klaim negara lain , kita harus melestarikannya
dengan cara mengadakan acara kesenian wayang kulit untuk mengedukasikan kepada
anak – anak kecil, memperkenalkan kepada mereka tentang kesenian wayang kulit.
Mmberikan sosialiasasi nilai – nilai yang terkandung dalam setiap tokoh wayang
. Untuk para remaja yang terlibat dalam kegiatan pelestarian budaya
difasilitasi untuk dapat saling bertukar pengalaman dengan dalang cilik, dalang
senior sehingga muncul motivasi untuk saling mengenal dan belajar.
Sumber
:
http://www.indonesiakaya.com/kanal/detail/wayang-kulit-kekayaan-seni-nusantara-yang-bernilai-adiluhung
http://www.duniapelajar.com/2014/07/10/pengertian-budaya-menurut-para-ahli/
https://yanuirdianto.wordpress.com/2013/03/10/96/
http://radio.itjen.kemdikbud.go.id/?p=17988
http://piyapoenya.blogspot.com/2010/01/perkembangan-budaya-indonesia.html
http://www.indonesiakaya.com/kanal/detail/wayang-kulit-kekayaan-seni-nusantara-yang-bernilai-adiluhung
http://www.duniapelajar.com/2014/07/10/pengertian-budaya-menurut-para-ahli/
https://yanuirdianto.wordpress.com/2013/03/10/96/
http://radio.itjen.kemdikbud.go.id/?p=17988
http://piyapoenya.blogspot.com/2010/01/perkembangan-budaya-indonesia.html